Tidak sulit untuk
menemukannya, karena berada tidak terlalu jauh dari pintu tol Padalarang atau
gerbang Kota Baru Parahyangan. Posisinya berada di arah barat gerbang Kota Baru
Parahyangan. Begitu pun apabila kita mencarinya dengan Googlemap, cukup mudah.
***
Perjalanan di
mulai dari Car Free Day (CFD) Dago, pada Minggu, 4 Desember 2016. Tempat berkumpul saya, Reza,
Windi, dan Fili. Rencananya Birbir akan ikut, namun sayang dia berhalangan. Reza
berangkat dari rumahnya di daerah Megabrata (Ciwastra), Windi dari Cirateun - Ledeng,
Fili dan saya dari daerah Dago. Pukul delapan lebih, kami mulai bersepeda
bersama. Berawal dari ujung terbawah CFD Dago, Cikapayang, jalan layang
Pasupati, turun di perempatan Cihampelas lalu terus menyusuri kolong jalan
layang Pasupati sampai jalan Pasteur. Masuk ke jalan Gunung Batu, Cimindi, Cimahi,
sampai jalan utama yang menuju Padalarang. Bandung – Cimahi – Kabupaten Bandung
Barat.
Pemberhentian pertama
yaitu di jalan Gunung Batu, untuk memastikan keikutsertaan Birbir. Namun dia
tetap tidak bisa ikut. Pemberhentian ke dua yaitu di sekitaran Museum Iptek di
dalam Kota Baru Parahyangan. Windi menyempatkan jajan Baso Tahu dulu di Kota Baru
Parahyangan.
![]() |
Istirahat di Kota Baru Parahyangan di depan Museum Iptek |
Muncul Masalah
Kami lanjut
perjalanan, karena jarak ke tempat tujuan sudah tidak terlalu jauh. Namun kendala
mulai muncul. Bagian tungkai sebelah kiri pedal sepeda yang saya tunggangi gojlag. Gojlag, karena mur (baud) yang mengunci tungkai pedal ke poros/as BB
mengendur. Bagian tersebut tidak saya periksa sebelum saya pergi. Tidak seperti
bagian kanpas rem, kawat rem, tekanan udara ban, rd dan fd yang saya periksa
dulu.
Di Kota Baru Parahyangan
saya ditemani Windi mengencangkan mur dengan peralatan seadanya. Saat itu Reza
dan Fili sudah terlebih dahulu melanjutkan perjalanan. Setelah mur lebih
kencang dan kuat menempel, saya lanjut perjalanan. Reza dan Fili menunggu tidak
jauh di depan, di sebuah jembatan di daerah Tagog.
Mur yang telah
dikencangkan mengendur lagi, lalu Reza mengeluarkan tang, dan mur pun
dikencangkan kembali. Namun tidak bertahan lama, mur itu mengendur lagi.
Orang Baik Masih Ada
Di suatu jalan
yang berdebu, truk dan bus berlalu-lalang, Reza menemukan bengkel sepeda. Hanya
bengkel (bukan bengkel dan toko asesoris.) Di bengkel tersebut ada dua sepeda
yang mejeng, satu MTB sedang diservice. Lalu saya menunjukan kerusakan, Bapak bengkel
dengan sigap mengencangkan mur tungkai pedal. Sambil mengobrol tentang
keberuntungan saya yang menyadari bagian tersebut tidak baik-baik saja. Akan
lebih repot seandainya mur atau pedal kiri saya sampai lepas di jalan.
Dan baiknya Bapak
bengkel tersebut, beliau tidak ingin dibayar. Semoga kebaikannya menjadi amal
ibadah untuk beliau. Karena beliau, alhamdulilah sampai tulisan ini diketik,
pedal sepeda saya baik-baik saja.
Mungkin ini
kesalahan saya. Di rumah, sebetulnya ada kunci untuk mengencangkan as BB (milik
kakakku), tapi ketika mempersiapkan perjalanan ini, malah saya sengaja untuk
tidak membawanya. Saat itu saya pikir, BB, as, sampai pedal adalah bagian yang
paling jarang bermasalah –menurut pengalaman saya. Itulah kesalahannya. Padahal
meskipun saya bawa, sepasang kunci itu tidak akan membuat saya kerepotan atau
menambah beban yang sangat signifikan.
Bengkel tersebut berada di dekat kantor notaris Novie Aprianti sebelum Indomaret di jalan Ciburuy, Padalarang. (Maaf penulisan nama notarisnya tidak lengkap, karena saya tidak sempat mendokumentasikan dengan baik)
Bengkel tersebut berada di dekat kantor notaris Novie Aprianti sebelum Indomaret di jalan Ciburuy, Padalarang. (Maaf penulisan nama notarisnya tidak lengkap, karena saya tidak sempat mendokumentasikan dengan baik)
![]() |
Rumah berkanovi melengkung adalah Bengkel dengan pemilik yang baik |
Di Sekitar Ciburuy
Kejadian aneh di
depan gerbang Situ Ciburuy. Kami, tepatnya saya dihampiri seorang bapak. Awalnya
kata-katanya cukup dimengerti, namun semakin lama, kata-katanya semakin tidak
bisa dipahami. Dalam hati, saya takut dia dalam proses menghipnotis. Lalu saya
mengajak yang lain pergi, tidak ke Ciburuy, tapi ke arah yang lebih jauh dulu,
yakni Gunung Hawu. Tidak berniat ke sana, hanya alasan untuk menghindari bapak
aneh tadi saja. Ternyata bapak tersebut dalam keadaan mabuk, dan ketika kami
akan menjauh, bapak itu berjalan sempoyongan dan hampir jatuh. Kami pastikan
dia mabuk, bukan sakit, karena dia masih berniat mengatur motor dan menerima
uang parkir dari pengendara motor yang pergi.
Singkat cerita
kami masuk ke wilayah di sekitar Situ Ciburuy. Sampai ke ujung ada semacam
dermaga, dan di sana kami mengabadikan beberapa momen. Lalu memutar arah, dan
mencari warung untuk minum kopi.
Warung yang
menyajikan menu biasa saja, kopi sachet, mie rebus, karedok, dan es kelapa. Namun
pemandangan yang indah bisa kita lihat dari warung tersebut. Warung tersebut
berada di bibir danau. Kita bisa melihat perahu yang berlalu-lalang, perahu
yang dibiarkan mengapung, perahu remote
control, dan yang berlatih dayung. Saya juga menemukan nelayan yang
menjaring ikan di sisi jauh danau tersebut.
![]() |
Reza dan Windi, ngobrol di dermaga |
![]() |
Penampakan warung tempat kami ngopi |
![]() |
Pemandangan danau dari warung kopi |
![]() |
Pemandangan danau dari dermaga |
Pulang
Pukul satu siang
kami pulang, karena angin di sana semakin terasa tidak nyaman. Yang kami
takutkan adalah hujan.
Dalam perjalanan
pulang kami sempat mampir ke Masjid Agung Cimahi dan beristirahat di Alun-alun
kota Cimahi. Lalu kami lanjutkan perjalanan pulang. Windi berbelok di Balubur,
menuju ke jalan Purnawarman. Sya, Fili, dan Reza menuju ke Taman Cikapayang
untuk mengopi lagi. Dari Cikapayang saya dan Fili mengambil jalan Dipati Ukur,
Reza melanjutkan perjalanan pulang melalui jalur Supratman.
![]() |
Istirahat di kota tetangga, Alun-alun Cimahi |
Soccer Betting 101: What are the best leagues to bet on
BalasHapusThe main reason for our football betting experts are professional soccer punters is that their football betting tips sporting100 are a team which competes against