Selasa, 06 Desember 2016

Bersepeda ke Situ Ciburuy


Foto terbaik yang saya tangkap selama di Ciburuy
Ciburuy adalah nama sebuah danau yang berada di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Orang Sunda menyebutnya Situ Ciburuy. Ya, situ adalah danau dalam bahasa Sunda.
Tidak sulit untuk menemukannya, karena berada tidak terlalu jauh dari pintu tol Padalarang atau gerbang Kota Baru Parahyangan. Posisinya berada di arah barat gerbang Kota Baru Parahyangan. Begitu pun apabila kita mencarinya dengan Googlemap, cukup mudah.
***
Perjalanan di mulai dari Car Free Day (CFD) Dago, pada Minggu, 4 Desember 2016. Tempat berkumpul saya, Reza, Windi, dan Fili. Rencananya Birbir akan ikut, namun sayang dia berhalangan. Reza berangkat dari rumahnya di daerah Megabrata (Ciwastra), Windi dari Cirateun - Ledeng, Fili dan saya dari daerah Dago. Pukul delapan lebih, kami mulai bersepeda bersama. Berawal dari ujung terbawah CFD Dago, Cikapayang, jalan layang Pasupati, turun di perempatan Cihampelas lalu terus menyusuri kolong jalan layang Pasupati sampai jalan Pasteur. Masuk ke jalan Gunung Batu, Cimindi, Cimahi, sampai jalan utama yang menuju Padalarang. Bandung – Cimahi – Kabupaten Bandung Barat.  
Pemberhentian pertama yaitu di jalan Gunung Batu, untuk memastikan keikutsertaan Birbir. Namun dia tetap tidak bisa ikut. Pemberhentian ke dua yaitu di sekitaran Museum Iptek di dalam Kota Baru Parahyangan. Windi menyempatkan jajan Baso Tahu dulu di Kota Baru Parahyangan.

Istirahat di Kota Baru Parahyangan di depan Museum Iptek


Muncul Masalah
Kami lanjut perjalanan, karena jarak ke tempat tujuan sudah tidak terlalu jauh. Namun kendala mulai muncul. Bagian tungkai sebelah kiri pedal sepeda yang saya tunggangi gojlag. Gojlag, karena mur (baud) yang mengunci tungkai pedal ke poros/as BB mengendur. Bagian tersebut tidak saya periksa sebelum saya pergi. Tidak seperti bagian kanpas rem, kawat rem, tekanan udara ban, rd dan fd yang saya periksa dulu.
Di Kota Baru Parahyangan saya ditemani Windi mengencangkan mur dengan peralatan seadanya. Saat itu Reza dan Fili sudah terlebih dahulu melanjutkan perjalanan. Setelah mur lebih kencang dan kuat menempel, saya lanjut perjalanan. Reza dan Fili menunggu tidak jauh di depan, di sebuah jembatan di daerah Tagog.
Mur yang telah dikencangkan mengendur lagi, lalu Reza mengeluarkan tang, dan mur pun dikencangkan kembali. Namun tidak bertahan lama, mur itu mengendur lagi.

Orang Baik Masih Ada
Di suatu jalan yang berdebu, truk dan bus berlalu-lalang, Reza menemukan bengkel sepeda. Hanya bengkel (bukan bengkel dan toko asesoris.) Di bengkel tersebut ada dua sepeda yang mejeng, satu MTB sedang diservice. Lalu saya menunjukan kerusakan, Bapak bengkel dengan sigap mengencangkan mur tungkai pedal. Sambil mengobrol tentang keberuntungan saya yang menyadari bagian tersebut tidak baik-baik saja. Akan lebih repot seandainya mur atau pedal kiri saya sampai lepas di jalan.
Dan baiknya Bapak bengkel tersebut, beliau tidak ingin dibayar. Semoga kebaikannya menjadi amal ibadah untuk beliau. Karena beliau, alhamdulilah sampai tulisan ini diketik, pedal sepeda saya baik-baik saja.
Mungkin ini kesalahan saya. Di rumah, sebetulnya ada kunci untuk mengencangkan as BB (milik kakakku), tapi ketika mempersiapkan perjalanan ini, malah saya sengaja untuk tidak membawanya. Saat itu saya pikir, BB, as, sampai pedal adalah bagian yang paling jarang bermasalah –menurut pengalaman saya. Itulah kesalahannya. Padahal meskipun saya bawa, sepasang kunci itu tidak akan membuat saya kerepotan atau menambah beban yang sangat signifikan.
Bengkel tersebut berada di dekat kantor notaris Novie Aprianti sebelum Indomaret di jalan Ciburuy, Padalarang. (Maaf penulisan nama notarisnya tidak lengkap, karena saya tidak sempat mendokumentasikan dengan baik)

Rumah berkanovi melengkung adalah Bengkel dengan pemilik yang baik


Di Sekitar Ciburuy
Kejadian aneh di depan gerbang Situ Ciburuy. Kami, tepatnya saya dihampiri seorang bapak. Awalnya kata-katanya cukup dimengerti, namun semakin lama, kata-katanya semakin tidak bisa dipahami. Dalam hati, saya takut dia dalam proses menghipnotis. Lalu saya mengajak yang lain pergi, tidak ke Ciburuy, tapi ke arah yang lebih jauh dulu, yakni Gunung Hawu. Tidak berniat ke sana, hanya alasan untuk menghindari bapak aneh tadi saja. Ternyata bapak tersebut dalam keadaan mabuk, dan ketika kami akan menjauh, bapak itu berjalan sempoyongan dan hampir jatuh. Kami pastikan dia mabuk, bukan sakit, karena dia masih berniat mengatur motor dan menerima uang parkir dari pengendara motor yang pergi. 
Singkat cerita kami masuk ke wilayah di sekitar Situ Ciburuy. Sampai ke ujung ada semacam dermaga, dan di sana kami mengabadikan beberapa momen. Lalu memutar arah, dan mencari warung untuk minum kopi.
Warung yang menyajikan menu biasa saja, kopi sachet, mie rebus, karedok, dan es kelapa. Namun pemandangan yang indah bisa kita lihat dari warung tersebut. Warung tersebut berada di bibir danau. Kita bisa melihat perahu yang berlalu-lalang, perahu yang dibiarkan mengapung, perahu remote control, dan yang berlatih dayung. Saya juga menemukan nelayan yang menjaring ikan di sisi jauh danau tersebut.

Reza dan Windi, ngobrol di dermaga

Penampakan warung tempat kami ngopi

Pemandangan danau dari warung kopi

Pemandangan danau dari dermaga


Pulang
Pukul satu siang kami pulang, karena angin di sana semakin terasa tidak nyaman. Yang kami takutkan adalah hujan.
Dalam perjalanan pulang kami sempat mampir ke Masjid Agung Cimahi dan beristirahat di Alun-alun kota Cimahi. Lalu kami lanjutkan perjalanan pulang. Windi berbelok di Balubur, menuju ke jalan Purnawarman. Sya, Fili, dan Reza menuju ke Taman Cikapayang untuk mengopi lagi. Dari Cikapayang saya dan Fili mengambil jalan Dipati Ukur, Reza melanjutkan perjalanan pulang melalui jalur Supratman.


Istirahat di kota tetangga, Alun-alun Cimahi

1 komentar:

  1. Soccer Betting 101: What are the best leagues to bet on
    The main reason for our football betting experts are professional soccer punters is that their football betting tips sporting100 are a team which competes against

    BalasHapus