Senin, 04 November 2013

SUATU KISAH DARI PERGURUAN TINGGI TERMASHUR

SUATU KISAH DARI PERGURUAN TINGGI TERMASHUR

Alkisah dari sebuah perguruan tinggi termashur. Seorang petinggi kampus berjalan melewati tempat berkumpul para mahasiswa kampus tersebut. Beliau dikawal oleh satpam, ajudan, beserta para pembantunya. "Wifinya jalan, Dik?" beliau bertanya. "Bagus, Pak," sang Adik menjawab melewati bibirnya, lalu diteruskan dalam hati, "yang tidak bagus itu biaya kuliahnya Pak." Ternyata kata hati sang Adik terlalu kencang, sehingga wajah sang Bapak pun mendadak menekuk.


***
kisah di atas, sedikitnya ditulis berdasarkan kisah nyata di suatu kampus di Bandung. tak perlu disebutkan lah nama perguruan tingginya. namun si Adik yang ditanya itu benar adanya, dia itu saya.
kejadian aslinya sebenarnya lucu. saat itu saya dan kawan kawan mahasiswa "kolot" sedang nongkrong. ada yang membaca buku, ada yang internetan memakai notebook, ada yang internetan memakai hape, dan ada juga yang sekedar berkumpul. yang berkumpul itu di antaranya adalah mahasiswa tingkat pertama yang sedang mengerjakan tugas ospek, berkenalan kepada senior. cukup lah tentang orang-orang yang nongkrong itu.

datanglah seorang pejabat kampus, yang dikawal banyak orang itu. hal yang paling diingat adalah pertanyaan tentang sinyal wifi di sana. dan kelihatannya dia sangat menanti jawaban dari kami. suara terdengar akrab, atau mungkin diakrab-akrabkan. dan yang paling lucu, dia menunggu jawaban dari kami. dia berdiri sekitar satu meter dari tempat kami duduk. setelah muncul sedikit percakapan, beliau pergi. dan kami pun -yang sedang berkumpul- kebingungan atas pertanyaannya. "Na euweuh deui kitu euy nu bisa ditanyakeun ka urang teh?"

oya, kisah di atas pernah saya jadikan status facebook dalam bahasa Sunda (asa teu kudu ditulis nu kieu na mah).

HIJI CARITA TI PAGURON LUHUR KAMASHUR

Hiji carita ti paguron luhur kamashur. Aya gegedén kampus ngaliwat ka panangkringan para mahasiswana. Dikawal ku satpam, ajudan, katut para pembantuna. "Wifinya jalan, Dé?" anjeunna nanya. "Bagus, Pa," ki Adé némbalan ku bahamna, dituluykeun dina haténa, "yang tidak bagus mah biaya kuliahnya Pa." Singhoréng kereteg haté si Adé tarik teuing, nepi ka pameunteu si Bapa ngadadak karijut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar